Jumat, 22 Juni 2012

Karya Seni Dilelang Untuk 'JENDERAL SOEDIRMAN'

Kapanlagi.com - Pimpinan Pusat Muhammadiyah melelang puluhan karya senirupa dari para seniman Muhammadiyah untuk membiayai pembuatan film Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman yang diperkirakan membutuhkan dana Rp30 miliar.

"Pameran dan lelang ini untuk penggalangan dana bagi pembuatan film dokumenter Jenderal Soedirman," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), Dr. H. Suyatno, M.Pd yang membuka Pameran Senirupa Islami Kepada Matahari bersama dan Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Tohari di Uhamka Pasar Rebo Jakarta, Senin (09/01/2011).

Seni yang dipamerkan ini berupa karya senirupa kaligrafi hingga bentuk gambar timbul di atas bingkai logam. Rektor Uhamka menjadi pembeli pertama karya senirupa tersebut seharga Rp30 juta.

Para seniman perupa Muhammadiyah tersebut antara lain Ahmad Zaenuri, Tri Purwanto, Rispul hingga Saiful Adnan yang karya-karyanya dikoleksi Mahatir Mohammad hingga Raja Fahd.

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah bidang Majelis Lingkungan Hidup dan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Sukriyanto AR mengatakan, film kolosal Jendral Soedirman ini dijadwalkan sudah mulai syuting akhir Juli dan bisa tayang pada Hari Pahlawan 10 November tahun ini.

"Sutradaranya masih tentatif, kemungkinan Eros Djarot, sedangkan bintang-bintangnya masih akan dipilih melalui sejumlah audisi casting," katanya.

Sementara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, bahwa film kisah hidup Jenderal Soedirman ini bukanlah film pertama yang diprakarsai oleh Muhammadiyah, karena sebelumnya sudah ada film Sang Pencerah yang mengisahkan tentang KH Ahmad Dahlan yang digarap Hanung Bramantyo.

Ia juga mengingatkan film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel Andrea Hirata mengisahkan bagaimana sekolah Muhammadiyah yang miskin di Belitong mampu memperkaya pikiran dan hati sejumlah anak pulau terpencil.

Sementara itu Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Tohari mengatakan, banyak yang tidak tahu bahwa Jenderal Soedirman adalah seorang pemuda Muhammadiyah dan tokoh Hizbul Wathon, sehingga kisah-kisah tentang Jenderal Soedirman selama ini tak pernah mengungkap sisi ke-Muhammadiyahannya.

"Tidak salah kalau ada pernyataan di darah TNI mengalir darah Muhammadiyah, karena panglima bintang enamnya saja pemuda Muhammadiyah," kata Hajriyanto yang datang mewakili Ketua MPR Taufik Kiemas yang berhalangan hadir karena sakit.

Din juga mengatakan pameran senirupa ini menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak antiseni. Namun demikian seni yang diusung Muhammadiyah bukanlah seni untuk ekspresi kebebasan seperti di Barat.

"Seni yang kami usung adalah seni untuk Illahi, seni untuk ibadah, seni untuk dakwah, seni untuk pengabdian dan seni untuk pencerahan," kata Din. (antara/dar)
pelopor Pelaangsung Penyempurna Aamal Usaha Muhammadiyah

Tidak ada komentar: